Kerajaan Inggris pada puncak kejayaannya merupakan salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah yang menguasai wilayah dan rakyat yang luas di seluruh dunia. Selama masa penjajahannya, banyak artefak budaya diambil dari negara-negara yang didudukinya, sering kali tanpa izin atau kompensasi.
Semua artefak budaya ini memiliki makna sejarah dan budaya yang mendalam, kini disimpan di museum dan koleksi pribadi di seluruh dunia dengan sejumlah besar di antaranya dipajang di lembaga-lembaga Inggris. Selama beberapa dekade, negara-negara yang terkena dampak kolonialisme telah menyerukan pengembalian harta karun ini dengan tujuan untuk merebut kembali warisan budaya mereka.
Di sini kami akan membahas artefak budaya berharga yang diambil oleh Kerajaan Inggris.
1. Perunggu Benin (Nigeria)
Perunggu Benin merupakan koleksi lebih dari seribu plakat dan patung yang terbuat dari kuningan dan perunggu, yang diambil dari Kerajaan Benin (sekarang Nigeria) pada tahun 1897. Militer Inggris menjarah artefak ini selama ekspedisi dan sekarang tersebar di berbagai museum di seluruh dunia, termasuk British Museum.
2. Marmer Parthenon (Yunani)
Dikenal juga sebagai Marmer Elgin, patung marmer Yunani klasik ini dipindahkan dari Parthenon di Athena oleh Lord Elgin pada awal abad ke-19. Yunani telah lama menuntut pengembalian patung-patung tersebut dengan alasan bahwa marmer tersebut merupakan bagian penting dari warisan nasional mereka, namun patung-patung tersebut tetap berada di British Museum.
3. Batu Rosetta (Mesir)
Ditemukan di Mesir pada tahun 1799, Batu Rosetta sangat penting dalam menguraikan hieroglif Mesir. Setelah Inggris mengalahkan Prancis di Mesir, mereka mengambil alih artefak tersebut. Meskipun ada seruan untuk mengembalikannya, batu tersebut telah disimpan di British Museum sejak tahun 1802.
4. Berlian Koh-i-Noor (India)
Salah satu berlian terbesar di dunia, Koh-i-Noor diambil dari India pada pertengahan abad ke-19 dan akhirnya menjadi bagian dari Permata Mahkota Inggris. India telah berulang kali meminta berlian tersebut dikembalikan tetapi berlian tersebut tetap menjadi simbol kolonialisme Inggris.
5. Harta Karun Maqdala (Ethiopia)
Dijarah dari benteng Maqdala di Ethiopia pada tahun 1868, harta karun ini meliputi manuskrip, mahkota, dan benda-benda keagamaan. Meskipun Ethiopia meminta, benda-benda ini masih disimpan di berbagai museum Inggris.
6. Buddha Sultanganj (India)
Buddha Sultanganj adalah patung perunggu besar dari abad ke-6 yang diambil oleh otoritas kolonial Inggris di India dan sekarang dipajang di Museum Birmingham.
7. Prasasti Amarna (Mesir)
Tablet tanah liat kuno ini memberikan wawasan tentang hubungan diplomatik Mesir kuno. Prasasti ini dibawa selama penjelajahan Inggris di Mesir dan sekarang berada di berbagai museum, termasuk British Museum.
8. Emas Ashanti (Ghana)
Selama perang Anglo-Ashanti, pasukan Inggris menyita sejumlah besar emas dari orang-orang Ashanti di Ghana modern. Banyak dari artefak emas ini masih berada di museum-museum Inggris, meskipun Ghana terus berupaya untuk mengembalikannya.
9. Artefak Aborigin Tasmania (Australia)
Penjajah Inggris mengumpulkan berbagai artefak suci dari suku Aborigin Tasmania selama abad ke-19. Barang-barang ini penting bagi praktik spiritual penduduk asli, tetapi masih menjadi koleksi Inggris hingga saat ini.
10. Pedang Tipu Sultan (India)
Tipu Sultan, penguasa Mysore, merupakan tokoh terkemuka yang menentang ekspansi kolonial Inggris. Setelah kekalahannya pada tahun 1799, pasukan Inggris menjarah harta bendanya termasuk pedangnya yang terkenal yang kini berada di Inggris.