Yang menambah pesona Asia Tenggara adalah kuil, kerajaan, dan kompleks luas yang menyimpan sejarah kuno selama bertahun-tahun yang menjadikannya tempat pemberhentian yang menarik bagi penggemar sejarah dan wisatawan. Orang-orang sering mengunjungi Malaysia dengan rencana untuk menjelajahi beragam kuliner atau hutan hujan lebat dan pantai-pantai indah. Malaysia memiliki sejarah yang penuh warna yang dapat dialami melalui banyak bangunan bersejarah di Malaysia. Berikut adalah beberapa tempat bersejarah di Malaysia yang layak untuk dikunjungi.
Lembah Bujang
Lembah Bujang di negara bagian Kedah menyimpan beberapa harta karun arkeologi paling kuno di Asia Tenggara. Lembah ini diyakini pernah menjadi episentrum kerajaan Hindu-Budha kuno yang dibuktikan dengan keberadaan lebih dari 50 candi kuno dan situs arkeologi.
Tempat bersejarah di Malaysia ini yang berasal dari abad ke-4 Masehi, memberikan gambaran sekilas tentang kekayaan dan keberagaman sejarah kawasan ini. Lokasi Lembah Bujang yang strategis di sepanjang jalur perdagangan antara Timur dan Barat menjadikannya sangat penting sebagai kota pelabuhan yang ramai di wilayah tersebut.
Catatan sejarah dan penemuan arkeologi menjadikan kawasan ini sebagai tempat berkumpulnya budaya, agama, dan perdagangan, mendorong pertukaran barang dan gagasan di antara para pedagang dari anak benua India, Tiongkok, Timur Tengah, dan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
Stadthuys Malaka
Di Malaka, Malaysia, warisan abadi Belanda diwujudkan dalam bangunan merah ikonik yang dikenal sebagai Stadthuys. Dulunya merupakan pusat pemerintahan, kini berdiri sebagai museum sejarah yang dihormati, melestarikan kisah-kisah masa lalu kolonialnya.
Berdekatan dengan Gereja Kristus yang terkenal, Stadthuys mengundang pengunjung dengan fasadnya yang khas, sementara di seberangnya terdapat Jonker Street yang ramai dan sebuah magnet bagi wisatawan. Dibangun pada tahun 1650 oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda, sembilan tahun setelah merebut Malaka dari kendali Portugis, Stadthuys berfungsi sebagai pusat pemerintahan Belanda hingga Inggris berkuasa pada tahun 1824.
Dibanggakan oleh sejarawan lokal sebagai kawasan tertua dan paling terpelihara dengan sempurna. Struktur administratifnya, signifikansinya terlihat dari lokasinya di Jalan Laksamana yang menawarkan pemberhentian menarik bagi mereka yang menjelajahi Malaka. Ini dapat diakses dengan taksi dan dikenal luas sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi, lokasi Stadthuys sangat mudah bagi pengunjung yang ingin menyelami warisan budaya kota yang kaya.
Kota Kerajaan Kuala Kangsar
Kota Kerajaan Kangsar adalah salah satu kota tertua di Malaysia. Terletak 35 km sebelah utara Ipoh di negara bagian Perak, kawasan ini merupakan rumah bagi sejumlah landmark ikonik, seperti Masjid Ubudiah yang megah, Istana Istana Iskandariah yang mewah, dan Jembatan Sultan Abdul Jalil Shah yang anggun. Bagi penggemar sejarah, situs-situs ini berfungsi sebagai jendela menawan ke masa lalu kota, menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi.
Balai Kota Penang dan Gedung Balai Kota
Dua bangunan kolonial yang megah berdiri harmonis di tepi laut Esplanade yang indah di Penang yaitu gedung Balai Kota dan Balai Kota. Balai Kota yang diresmikan pada tahun 1880, adalah bangunan kota tertua di negara bagian tersebut. Sementara itu Balai Kota yang merupakan pengguna awal fasilitas modern, membanggakan pemasangan lampu listrik dan kipas angin setelah selesai dibangun pada tahun 1903.
Awalnya berfungsi sebagai kantor kota, Balai Kota menyerahkan peran administratifnya kepada Balai Kota yang baru didirikan. Namun daya tariknya tetap bertahan, menjadi tempat favorit untuk pertunjukan teater, menarik perhatian para elit Eropa dan mendapat julukan “Ang Moh Kong Kuan” yang diterjemahkan menjadi “Klub Eropa” dalam bahasa Hokkien Penang.
Seiring waktu, Balai Kota mengalami berbagai transformasi bahkan menjadi tempat perguruan tinggi swasta hingga direnovasi pada tahun 2004. Saat ini situs bersejarah ini telah berkembang menjadi ruang publik yang dinamis, menjadi tempat pameran seni dan Festival George Town tahunan.
Istana Kesultanan Melaka
Di kaki Bukit St. Paul, Istana Kesultanan Melaka berdiri sebagai replika kediaman megah Sultan Mansur Shah pada abad ke-15. Dikenal sebagai Muzium Kebudayaan atau Museum Kebudayaan, museum ini berfungsi sebagai penghormatan indah terhadap kekayaan warisan dan sejarah Kesultanan Melayu.
Terdiri dari tiga lantai, pengunjung dapat menjelajahi delapan ruangan yang didesain dengan cermat dan dihiasi dengan kekayaan pakaian tradisional, mahakarya artistik, persenjataan, perhiasan, dan artefak tak ternilai lainnya. Di dalam dindingnya, tiga galeri menghidupkan legenda lokal melalui diorama yang dibuat dengan rumit.
Titik fokus daya tarik museum ini adalah patung hiasan kepala sultan yang megah, menghiasi tengah taman museum. Melambangkan kecemerlangan arsitektur Malaysia abad ke-15, Istana Kesultanan Melaka dibuat dengan cermat menggunakan teknik tradisional sehingga tidak memerlukan satu paku pun. Didukung oleh pilar-pilar kayu yang kokoh dan dimahkotai dengan atap tembaga yang bercahaya, bangunan ini merupakan bukti warisan abadi ketrampilan dan kecerdikan Melayu.