Pengaruh kuliner Jazirah Arab di dunia tak terukur, lemon, jeruk, dan delima semuanya dibudidayakan di sini setidaknya sejak abad ke-13. Meliputi dua pertiga dari semenanjung Jazirah Arab itu, Arab Saudi memegang tempat di pusat rute perdagangan penting yang membantu mengangkut barang-barang pertanian. Namun Kuliner Khas Arab Saudi sebagian besar masih asing bagi mereka yang belum merasakan, menjelajah, melintasi perbatasannya.
Bangsa Saudi ini menawarkan jenis keanekaragaman hayati yang hanya dapat sepenuhnya dihargai secara pribadi dengan 246 spesies tumbuhan endemik yang tersebar di hampir 70 sub-iklim yang berbeda di antara 13 provinsinya atau mintaqah. Mereka yang melakukan perjalanan melintasi 830.000 mil persegi Saudi dapat mengambil bagian dalam pengalaman yang sangat beragam, apakah mendaki dataran tinggi tengah Najd, snorkeling di sepanjang pantai barat Jazan, atau berkaravan melintasi gurun tenggara yang tampak tak terbatas.
Ke mana pun kalian pergi akan menemukan masakan dengan keragaman yang cocok karena makanan khas masing-masing daerah memiliki sedikit lebih banyak kesamaan yaitu tidak adanya daging babi dan alkohol yang diatur negara. Namun demikian, mereka yang mengunjungi Saudi dengan pikiran terbuka dan nafsu makan yang kuat akan dihadiahi oleh rasa yang benar-benar baru.
Makanan nasional kuliner khas Arab Saudi
Masakan Saudi kaya akan rasa dan jareesh biasanya dibumbui dengan rempah-rempah seperti kayu manis dan kapulaga. Sebagai bagian dari inisiatif bersama antara Kementerian Kebudayaan Saudi dan Komisi Seni Kuliner, mereka mengidentifikasi dan mempromosikan gastronomi Saudi yang paling berharga dan simbolik yaitu jareesh bersama dengan maqshush yang baru-baru ini dinyatakan sebagai dua hidangan nasional Saudi.
Yang terakhir, potongan adonan soba goreng yang dimaniskan, sesuatu seperti miniatur panekuk beragi ekstra yang dinikmati untuk sarapan tentu patut dicoba untuk pencuci mulut. Dan jareesh adalah makanan yang sangat penting yang dinikmati oleh orang Saudi di seluruh negeri.
Jareesh dapat dibumbui dengan pilihan yang tampaknya tak terbatas. Di barat laut, hidangan sering disiapkan dengan saus tomat dan di wilayah tengah Najd dengan buttermilk. Hidangan yang hangat dan lembut ini sering disajikan dengan daging seperti ayam suwir atau daging kambing dan rempah-rempah seperti kayu manis dan kapulaga yang semuanya ditaburi dengan campuran bawang karamel, lemon, dan ghee yang khas untuk perpaduan gurih, manis, dan asam yang menggiurkan.
Makanan tiap daerah Arab Saudi
Bagi mereka yang terletak di sepanjang pantai Laut Merah, seperti Provinsi Jazan terkenal dengan samak mkashan nya di mana tangkapan lokal yaitu ikan kakatua dibumbui dengan rempah-rempah dan dimasak di atas api terbuka. Sementara itu di kota Abha menginterpretasikan hidangan Yaman yang disebut haneeth dengan melapisi potongan daging domba yang digosok kering dengan cabang dari tanaman markh, lalu memanggangnya perlahan di lubang pasir khusus.
Markh yang secara ilmiah dikenal sebagai Leptadenia pyrotechnica karena sifatnya yang mudah terbakar dan diyakini telah digunakan secara luas sebagai dupa, membantu menjaga agar haneeth tetap dimasak dengan api kecil. Ini dinikmati di atas hamparan nasi.
Buah khas Arab Saudi
Sebagai buah yang dibudidayakan pertama di dunia, kurma menandakan bagian penting dari diet dan keramahtamahan Saudi. Pohon itu ditampilkan di lambang resmi negara Arab Saudi.
Buah tersebut sangat penting secara nasional dan terkait erat dengan Ramadhan. Salah satu dari Lima Rukun Islam, Ramadhan adalah hari libur suci selama sebulan di bulan kesembilan kalender Muslim. Kurma biasanya menjadi makanan pertama yang dikonsumsi saat berbuka puasa.
Jenis kurma sukkary emas yang manis dari Al Qassim dan kurma ajwa yang lembut dan prunish dari Al Madinah dapat dinikmati dengan kopi Saudi atau dalam hidangan seperti hininy, yaitu makanan khas Najd yang dicincang dengan roti cokelat, kunyit, kapulaga, dan ghee atau mentega.