Tanda kesukuan yang sekarang kita benci dulunya dipandang sebagai simbol keindahan. Seperti tanda suku Yoruba adalah bekas luka di wajah masyarakat Yoruba di Nigeria, terutama di barat daya dan pernah dipakai dengan bangga.
Di masa lalu, tanda wajah ini memiliki banyak nilai budaya, sosial, dan estetika serta digunakan untuk menghubungkan dengan warisan budaya dan identitas mereka. Pola tanda suku yang berbeda-beda menunjukkan marga, keluarga, atau kelompok sosial yang berbeda. Tanda tersebut juga dipercaya dapat mempercantik penampilan seseorang dan menjadikannya lebih menarik.
Berikut informasi lebih lanjut tentang tanda suku Yoruba, mengapa tanda wajah tersebut diberikan dan mengapa praktik tersebut dihentikan saat ini:
Budaya
Tanda wajah suku Yoruba dulunya memiliki makna budaya yang mendalam dalam masyarakat Yoruba. Mereka biasanya diberikan pada usia muda dan berfungsi sebagai representasi visual dari garis keturunan dan warisan seorang Yoruba. Tanda kesukuan juga digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi individu dalam komunitas.
Di masa lalu, ketika masyarakat Yoruba tinggal di komunitas pedesaan yang erat, tanda-tanda ini membantu membedakan satu orang dengan orang lain. Banyak yang percaya bahwa tanda-tanda kesukuan memiliki kualitas spiritual atau perlindungan, melindungi terhadap penyakit dan kemalangan tertentu.
Status sosial
Di masa lalu, tanda wajah di suku Yoruba dikaitkan dengan status sosial dan identitas dalam masyarakat. Pola tanda wajah berbeda setiap klan, keluarga, atau kelompok sosial yang berbeda. Tanda-tanda ini juga menandakan usia, status perkawinan, atau prestasi seseorang.
Keindahan dan estetika
Percaya atau tidak, tanda-tanda kesukuan dulunya dipandang sebagai salah satu bentuk peningkatan kecantikan, tidak seperti masyarakat modern saat ini. Masyarakat Yoruba percaya bahwa tanda wajah ini mempercantik penampilan seseorang. Menariknya, orang-orang dengan tanda kesukuan yang menonjol dipandang lebih menarik.
Tanda wajah suku mulai hilang
Tanda-tanda tersebut kini dianggap ketinggalan jaman dan merupakan peninggalan masa lalu yang harus dihentikan. Praktik pemberian tanda suku Yoruba kini dipandang kejam dan telah menurun secara signifikan karena perubahan norma sosial dan kekhawatiran mengenai potensi risiko kesehatan yang terkait dengan bekas luka di wajah.
Modernisasi dan Westernisasi dapat disalahkan karena masyarakat tidak lagi menganggap tanda ini menarik. Ada juga kritik terhadap praktik ini karena dianggap oleh banyak orang sebagai bentuk kekerasan fisik yang dilakukan terhadap anak-anak tanpa persetujuan mereka.
Di kalangan masyarakat Yoruba saat ini, praktik tersebut menjadi kurang umum dan lebih dikaitkan dengan generasi tua yang dulu. Kebanyakan generasi muda tidak menerima tanda kesukuan, karena standar kecantikan tradisional telah bergeser dalam masyarakat Yoruba kontemporer.