Setiap kali kata Afrika disebutkan, berbagai pemikiran muncul di benak orang-orang. Bagi sebagian orang, ini adalah fatamorgana yang berkilauan di cakrawala gurun Sahara yang gersang. Namun pernahkah bertanya apa nama asli Afrika? Apakah benua ini punya nama lain?
Afrika adalah benua terbesar kedua dan terpadat kedua setelah Asia. Benua ini memiliki luas lebih dari 11,7 juta mil persegi dan bagi lebih dari 1,2 miliar penduduk. Kata Afrika identik dengan rumah. Negara ini membanggakan keragaman bahasa, etnis, suku dan budaya yang tak tertandingi di antara orang-orang ini.
Populasinya menyumbang sekitar 16% dari populasi dunia. Terlepas dari semua yang diketahui tentang benua ini, pernahkah bertanya apa sebutan Afrika pada zaman kuno? Atau apakah Afrika disebut Asia? Dan masih banyak pertanyaan serupa lainnya? Asal muasal identitas benua tersebut masih menjadi misteri.
Disebut apa Afrika sebelum Afrika?
Sejarah Kemetic atau Alkebulan di Afrika menunjukkan bahwa nama kuno benua itu adalah Alkebulan. Kata Alkebu-Ian adalah kata tertua dan satu-satunya yang berasal dari bahasa asli. Alkebulan artinya Taman Eden atau ibu umat manusia.
Kata Afrika muncul pada akhir abad ke-17. Awalnya hanya merujuk pada bagian utara benua. Sekitar waktu itu, benua ini telah dijajah dan orang-orang Eropa memerintah rakyatnya sebagai budak. Mereka mempengaruhi perubahan identitas dari Alkebulan menjadi namanya sekarang.
Apa nama lain dari Afrika?
Sebelum orang Eropa memilih kata Afrika, benua itu disebut dengan banyak nama lain. Termasuk Corphye, Ortegia, Libya, dan Ethiopia.
Nama lain seperti tanah Ham (Ham berarti kulit gelap), ibu umat manusia, taman Eden, benua gelap atau hitam, Kerajaan di langit, dan tanah kush atau kesh yang merujuk pada suku Etiopia kuno telah lama dipakai.
Mengapa Afrika disebut Afrika?
Ada banyak teori yang menjelaskan asal usul nama benua ini. Pada saat penulisan, tidak ada yang mengetahui sumbernya secara pasti. Namun teori-teori di bawah ini memberikan sedikit pencerahan tentang bagaimana benua terbesar kedua dengan populasi terbesar kedua ini mendapatkan nama yang sesuai.
1. Teori Romawi
Beberapa ahli percaya bahwa kata tersebut berasal dari bangsa Romawi. Menurut aliran pemikiran ini, bangsa Romawi menemukan tanah di seberang Mediterania dan menamakannya setelah suku Berber yang tinggal di daerah Carnage yang sekarang disebut Tunisia. Nama suku tersebut adalah Afri, dan bangsa Romawi memberi nama Afrika yang berarti tanah Afri.
2. Teori cuaca
Beberapa orang percaya bahwa nama itu diambil dari iklim benua tersebut. Menurut teori ini, kata tersebut merupakan turunan dari aphrike kata Yunani yang berarti tanah yang bebas dari dingin dan kengerian. Atau bisa juga merupakan variasi dari kata Romawi aprica yang berarti cerah, atau bahkan kata Fenisia afar yang berarti debu.
3. Teori Geografis
Ada dugaan bahwa nama itu muncul jauh-jauh hari. Itu dibawa oleh para pedagang India yang memasuki benua itu melalui Tanduk Afrika. Dalam bahasa Hindi, kata apara artinya muncul setelah. Secara geografis dapat diartikan suatu tempat di sebelah barat.
4. Teori Afrika
Teori mendasar lainnya menyatakan bahwa benua itu mendapatkan namanya dari Africus. Africus adalah seorang kepala suku Yaman yang menginvasi bagian utara pada milenium kedua SM. Konon dia menetap di tanah taklukannya dan menamakannya Afrikyah. Karena keinginannya yang tak terpuaskan akan keabadian, ia memerintahkan agar benua diberi nama menurut namanya.
5. Teori Fenisia
Aliran pemikiran lain menyatakan bahwa nama tersebut berasal dari dua kata Fenisia friqi dan pharika. Kata tersebut berarti jagung dan buah-buahan jika diterjemahkan. Secara hipotetis, orang Fenisia menjuluki benua itu sebagai negeri jagung dan buah-buahan.
Sedikit atau bahkan tidak ada kepastian mengenai sumber atau arti nama benua tersebut. Beberapa sarjana telah mencoba menjelaskan asal usul kata tersebut, namun tidak ada yang benar secara meyakinkan. Namun nama asli Afrika adalah Alkebulan.